Daftar Blog Saya

Kamis, 19 Januari 2012

Kisah Salman Al-Farisi


Salman Al-Farisi terkenal sebagai arsitek perang Khandaq. Ia berasal dari Isfahan, Persia. Ayahnya seorang bupati. Pada mulanya Salman menganut agama Majusi, mengikuti agama orang tuanya.
Pada suatu ketika ia melihat sekelompok orang Nasrani sedang beribadah di gereja. Ia tertarik melihat cara orang Nasrani beribadah. Menurut pikirannya cara beribadah orang Nasrani lebih baik dari pada ibadah yang ia lakukan selama ini. Setibanya kembali di rumah, Salman berdebat dengan ayahnya. Ia mengatakan bahwa agama yang mereka anut selama ini tidak baik, ada agama yang lebih baik, yaitu agama Nasrani. Ayahnya sangat marah. Salman lalu dibelenggu, tidak boleh ke luar rumah.
Ketika mendengar ada rombongan orang-orang Nasrani menuju Syiria, Salman meloloskan diri dari belenggu orang tuanya. Ia bergabung bersama rombongan orang-orang Nasrani dan pergi menuju Syiria. Salman lalu memeluk agama Nasrani dan tinggal bersama uskup gereja. Karena tidak puas dengan cara hidup uskup tersebut yang sudah menyimpang dari ajaran agama yang sesungguhnya, Salman pun pindah ke Amuria, suatu kota di wilayah Romawi. Di sana ia tinggal bersama seorang pemuka agama. Menjelang ajalnya tiba, pemuka agama itu berpesan kepada Salman, bahwa pada waktunya di tanah Arab akan bangkit seorang nabi yang membawa agama Nabi Ibrahim, kemudian ia hijrah ke negeri yang banyak terdapat pohon kurma. Dia mempunyai ciri mudah dikenali antara lain tidak mau makan-makanan dari barang shadaqah dan di bahunya terdapat tanda kenabiaan.
Setelah pemuka agama itu wafat, Salman pergi menuju negeri Arab, ikut bersama rombongan dari negeri tersebut. Di lembah Qura (lembah antara Syiria dan Madinah) ia dijual oleh rombongan itu kepada seorang Yahudi. Jadilah ia seorang budak. Tidak berapa lama iapun dijual lagi kepada salah seorang dari Bani Quraidhah lalu di bawa ke Yatsrib. Ketika itu nabi masih berda di Mekah.
Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, Salman mempunyai firasat, bahwa orang yang dicarinya sudah datang. Dia bertambah yakin, ketika menyaksikan tingkah laku seseorang persis sama dengan apa yang diceritakan oleh pemuka agama waktu di Amuria. Ketika suatu saat Salman melihat tanda kenabiaan di punggungnya Rasulullah, ia segera memeluk beliau sambil menangis. Rasulullah bertanya, "Mengapa engkau menangis?". Salman lalu menceritakan kisah perjalan panjangnya mencari agama yang benar.
Ketika terjadi perang Badar dan Uhud, Salman sudah masuk Islam. Ia tidak ikut dalam perang tersebut karena statusnya masih budak. Atas saran Rasulullah dan atas bantuan keuangan dari para sahabat, akhirnya Salman dibebaskan dari perbudakan. Iapun hidup sebagai seorang muslim yang bebas.
Beberapa tahun kemudian terjadi perang Khandaq. Pasukan kafir Quraisy yang berkekuatan besar dan persenjataaan lengkap bergerak menyerbu kaum muslimin di Madinah. Mereka bukan hanya orang-orang Quraisy, tetapi juga dari berbagai kabilah atau suku yang menganggap Islam sebagai musuh mereka, termasuk bani Quraidhah (Yahudi) yang berada di Madinah. Dengan demikian posisi umat Islam benar-benar terjepit akan digempur dari luar dan dari dalam.
Rasulullah sangat menyadari bahwa keadaan sangat gawat. Pada saat itu tampil Salman Al-Farisi memberi saran, agar membuat parit di sepanjang daerah terbuka untuk menahan gerak laju pasukan musuh. Rasulullah dan para sahabat lainnya menyetujui. Panggalian parit pun dimulai. Salman ikut bekerja sampai parit itu selesai.
Ketika tiba di perbatasan kota Madinah, pasukan kafir Quraisy tercengang melihat parit yang panjang, lebar, dan dalam menganga di hadapan mereka. Mereka sangat terpukul, menyaksikan pemandangan yang tak diduga itu. Mereka terpaksa berhenti dan berkemah di tepi parit. Sementara musuh berada di dalam kota tidak berani memulai peperangan. Tidak kurang dari sebulan lamanya pasukan musuh itu berkemah, tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Dalam keadaan kecewa, Allah mendatangkan angin topan dahsyat memporak-porandakan kemah-kemah mereka.
Rasulullah sering memuji kecerdasan, ketinggian ilmu, serta budi pekerti Salman. Ali bin Abi Thalib memberi gelar Salman dengan sebutan "Lukmanul Hakim". Di hati para sahabatnya, Salman mendapat kedudukan yang mulia dan derajat utama. Salman adalah orang yang sangat sederhana. Sebenarnya ia adalah seorang putra Persia yang hidup berkemewahan. Tetapi ia tinggalkan semua kemewahan itu. Ia juga menolak jabatan, kecuali jabatan untuk memimpin suatu pasukan dalam membasmi kemusyrikan dan kebathilan. Ia baru mau menerima jabatan jika orang lain tidak ada lagi yang mampu melaksanakannya.
Di hari tuanya ia hidup amat sederhana. Tunjangan dari Negara sebenarnya cukup besar, tetapi semua tunjangan itu ia sumbangkan untuk membantu fakir miskin. Untuk keperluan nafkah keluarganya ia bekerja menganyam daun kurma menjadi bakul atau keranjang. Hasil penjualan barang kerajinan itu ia gunakan sepertiga untuk nafkah keluarganya, sepertiga untuk modal, dan sepertiga lagi untuk shadaqah.
Sa'ad bin Abi Waqash datang menjenguknya, lalu Salman menangis. "Apa yang Anda tangiskan wahai Abu Abdillah?" tanya Sa'ad (abu Abdillah adalah panggilan sehari-hari untuk Salman Al-Farisi). Salman menjawab," Demi Allah, aku menangis bukan karena takut mati, atau mengharapkan kemewahan. Aku hanya teringat pesan Rasulullah agar orang harus hidup sederhana, padahal harta milikku begini banyaknya". Tentu sa'ad sangat heran mendengar Salman mengatakan bahwa hartanya banyak, karena yang ia lihat di rumah Salman hanya ada sebuah piring dan sebuah baskom.
Pada suatu hari seorang laki-laki dari Syiria membawa sepikul buah tin dan kurma. Rupanya beban itu amat berat. Melihat Salman yang tampak seperti orang biasa dan miskin, orang itu memanggil Salman dan menyuruh membawakan barang itu. Salman pun menurut dengan patuh. Mereka lalu berjalan bersama. Di tengah jalan mereka berpapasan dengan serombongan orang. Salman memberi salam. Rombongan itu menjawab serentak, "Waalaikum salam, ya Amir !". Orang Syiria tadi merasa heran, dan bertanya dalam hati,….Amir yang mana, padahal orang yang dituju oleh rombongan itu hanya dia berdua. Orang Syiria itu tambah heran lagi setelah salah seorang dari rombongan itu menghampiri Salman dan berkata, "Wahai Amir, berikan barang ini, biarlah saya yang membawanya!" Mengertilah laki-laki dari Syiria itu, bahwa yang disuruhnya membawa barangnya adalah seseorang yang amat dihormati dan disegani. Ia pun berusaha mengambil barang itu, tetapi Salman menolaknya, "Tidak, barang ini tetap akan aku bawa sampai ke rumahmu".
Tak satupun barang berharga di dunia ini yang ia senangi kecuali ada satu barang yang dianggap sangat berharga dan barang itu ia titipkan kepada istrinya untuk disimpan dengan baik. Ketika sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, salman meminta barang titipannya itu kepada istrinya. Rupanya barang itu hanya seikat kesturi untuk wangi-wangian pada hari wafatnya. Salman berkata kepada istrinya," Percikkanlah air kesturi ini di sekelilingku. Sekarang telah datang di hadapanku makhluk Allah (malaikat) yang tiada dapat makan, hanya gemar wangi-wangian!" Setelah menyebut nama Allah, Salman pun wafat.
Ketika Salman Al-Farisi telah wafat, Ali bin Abi Thalib pernah ditanya orang mengenai Salman. Ali bin Abi Thalib menjawab :"Ia adalah seorang yang datang dari kami dan kembali kepada kami Ahlul Bait. Siapapun di antara kalian yang menyamai Lukmanul Hakim (Salman), ia beroleh ilmu yang pertama dan terakhir. Dan dibawanya kitab yang pertama dan kitab yang terakhir. Tak ubahnya ia bagaikan lautan yang airnya tak pernah kering".     

Sumber :

Alfat Masan, Drs, dkk. 2003. Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas 3. Toha Putra : Semarang

Rabu, 21 Desember 2011

kata mutiara islam

Ketika kita meminta Allah menukar ibadah kita dengan sejimpit rizki
Maka hanya sebesar itulah yang kita peroleh
Jangan pernah berhitung dengan Allah atas apa yang akan diberikan Allah atas ibadah kita
Maka Allah akan memberikan Alam semesta kepadamu

60 langkah APN

I. MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA DUA
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.
- Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
- Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau vaginanya.
- Perineum menonjol.
- Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.

II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.
5. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.
6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali di partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik).
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DENGAN JANIN BAIK
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi, langkah # 9).
8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.
- Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan
amniotomi.
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam eadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti di atas).
10. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal ( 100 – 180 kali / menit ).
- Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
- Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.
IV. MENYIAPKAN IBU & KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES PIMPINAN MENERAN.
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
- Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan.
- Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu utuk meneran. (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
13. Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran :
- Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinganan untuk meneran
- Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.
- Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang).
- Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
- Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu.
- Menganjurkan asupan cairan per oral.
- Menilai DJJ setiap lima menit.
- Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60/menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera.
Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
- Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang aman. Jika
ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, menganjurkan ibu untuk mulai meneran pada
puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara kontraksi.
- Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setalah 60 menit
meneran, merujuk ibu dengan segera.
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI.
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
16. Membuka partus set.
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
VI. MENOLONG KELAHIRAN BAYI
Lahirnya kelapa
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kelapa bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.
- Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir DeLee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih.
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang bersih.
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :
- Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.
- Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan memotongnya.
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. Lahir bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan kearah keluar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.
Lahir badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat panggung dari kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan).
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian pusat.
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.
29. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, mengambil tindakan yang sesuai.
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.
VIII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
Oksitosin
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
32. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.
Penegangan tali pusat terkendali
34. Memindahkan klem pada tali pusat
35. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai.
- Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan ransangan puting susu.
Mengluarkan plasenta.
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke arah
bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus.
- Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5 – 10 cm
dari vulva.
- Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit :
Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.
Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan teknik aseptik jika perlu.
Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.
Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi.
KEGIATAN
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-
hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan
selaput ketuban tersebut.
- Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril
dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan
atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian
selapuk yang tertinggal.
Pemijatan Uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus, meletakkan
telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan
lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
VIII. MENILAI PERDARAHAN
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput
ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta
di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
- Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selam 15 detik mengambil
tindakan yang sesuai.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi
yang mengalami perdarahan aktif.
IX. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %,
membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi
tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
45. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan dengan simpul mati yang pertama.
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5 %.
47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.
48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
EVALUASI
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang sesuai untuk menatalaksanaan atonia uteri.
Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik yang sesuai.
50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus.
51. Mengevaluasi kehilangan darah.
52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
- Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan.
- Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
Kebersihan dan keamanan
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.
55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.
58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
Dokumentasi
60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)
Asuhan Persalinan Kala – dua – tiga – empat
Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

Selasa, 20 Desember 2011

puisi ISLAM

Disini pencarianku berakhir
Dititik dimana aku menemukan kebenaran tak terbantahkan
Masih banyak memang pertanyaan yang belum terpecahkan
Tetapi entah kekuatan apa yang membuat aku tetap bertahan

Disini pencarianku berakhir
Dititik ketika kegelisahanku menemukan penawarnya
Masih banyak memang yang bisa aku lakukan
Namun setidaknya jalan lurus telah aku tempuh meski hanya dalam diam

Senin, 19 Desember 2011

puisi cinta

Melangkah terbata..
Menyusuri hidup, yang masih terus menanti..
Sunyi.. kurasakan
Kulihat langkah kawan seperjuangan
Ada yang melangkah ke atas awan
Pula ada yang tertahan di tiang pancang tak bertuan
Iri, dengki, sakit hati dan kasihan pun berkecamuk di dalam diri
Tapi tunggu dulu
Kini ku tak sendiri lagi
Ada kamu,
Kamu yang kini ku genggam tangannya kemanapun aku pergi
Senyum perlahan mengembang
Meski masih ku tak tahu kemana arah langkah ini berjalan
Hanya mengikut arah sinar tujuan yang buram
Berjenjang pun buram semakin terang
Ya, sinar yang semakin benderang ketika bersamamu
Jalan setapak yang tadinya samar pun menjadi kian terpahat diatas bumi
Berhenti sejenak dan kutatap dirimu lekat..
Lalu kembali melangkah mantap menuju cahaya di ujung sana
Dan aku tersenyum..
Merasakan aliran hangat perasaan yang merasuk ke dalam hati
Terimakasih Sayang..
Karena menemaniku saat ini
Dan sepanjang jalan nanti..

emasuperstar